Seperti yg kita tahu, isu pemanasan global membangkitkan fenomena perubahan iklim yag pada gilirannya menjadi biang bencana lingkungan dari skala paling kecil sampai dengan paling dahsyat yang berpotensi meluluhlantakkan kehidupan di bumi. seperti : badai yang dari tahun ke tahun semakin ganas, iklim yang tidak stabil, temperatur yang meningkat, kenaikan muka air laut, mencairnya es di kutub, dll.
semenjak Revolusi Industri , kebutuhan energi menjalankan mobil dan sebagian besar energi untuk penerangan dan pemanasan rumah, datang dari bahan bakar seperti batubara dan minyak bumi (bahan bakar fosil ) yang kemudian akan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfir.
Gas rumah kaca adalah gas gas atmosfer yang memiliki kemampuan untuk menyerap radiasi matahari yang dipantulkan oleh bumi sehingga menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi hangat. Meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer akan meningkatkan pemanasan bumi, yang antara lain disebabkan oleh kegiatan manusia di berbagai sektor seperti : energi, kehutanan, pertanian, dan peternakan serta sampah.
sampah mempunyai kontribusi besar terhadap meningkatnya emisi gas rumah kaca. karena penumpukan sampah tanpa diolah akan melepaskan gas metana / methane (CH4). Setiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50kg gas metana. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat, diperkirakan pada tahun 2020,sampah yang dihasilkan sekitar 500 juta kg/ hari atau 190 ton / tahun .
Ini berarti pada tahun tersebut, Indonesia akan mengemisikan gas metana ke atmosfer sebesar 9500 ton, jika kita tidak mengambil tindakan untuk menguranginya, maka diperkirakan akan terjadi kekurangan air di timur tengah, hilangnya delta sungai nil, sepertiga bagian Bangladesh terancam, hilangnya kepulauan Maldives, Tak hanya itu, banyak anak dan orang dewasa akan menderita penyakit pernafasan yang lebih signifikan lagi, ilmuan dunia telah menemukan bahwa es di kutub telah mengalami penyusutan akibat pemanasan secara global.
fakta menunjukkan bahwa sampah adalah salah satu penyumbang gas rumah kaca dalam bentuk CH4 dan CO2 (Karbondioksida).
Pembuangan sampah terbuka (open dumping) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mengakibatkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik dimana menghasilkan gas CH4 (methane), yang mempunyai kekuatan 20 kali lipat dari gas CO2 (yang dihasilkan dari pembakaran sampah).
Para ilmuan mulai mengadopsi satu pot tanaman yang dapat memberikan oksigen yang cukup untuk 6 orang dalam satu ruangan. Tanaman itu berfungsi sebagai panampung air dan fungsi ekologis yang penting. Menghemat energipun dapat kita lakukan dengan mematikan lampu pada saat tidur / saat tidak diperlukan, melakukan reduce, reuse, recycle di rumah. Dengan itu kita ketahui, bahwa sampah dapat menimbulkan pemanasan global, yang akan berdampak pada anak cucu kita. Lakukan pencegahan terhadap sampah sekecil mungkin dan save our earth. Jika kita mau menjaga bumi kita akan tercipta bumi yang indah
|
|
BUMI KITA INDAH LOH KAWAN |
|